Bagi aku, desain klasik itu sifatnya eternal. Berharap seperti apa perkembangan dunia arsitektur, desain-desain klasik itu nggak ada matinya dan selalu punya daerah di hati para penggemarnya. Aku yakni salah satu penggemar desain-desain klasik, padahal secara spesifik aku lebih tergerak dengan desain modern classic yang lebih simpel, melainkan konsisten berkelas. Terutamanya lagi, karena tinggal di Indonesia, gaya-gaya arsitektur klasik yang lebih kompleks macam Barok, Roccoco, dan Art Nouveau rasanya, apa ya, kayak nabrak pasti jika dibandingkan bangunan-bangunan lain yang desainnya lebih simpel. Salah-salah, desain-desain seperti itu malah dapat keliatan gaudy dan lebay jika nggak dieksekusi dengan pas.
Nah, di kawasan Dago Bandung, ada sebuah properti yang mengusung desain modern classic. Dengan “perawakan” yang tinggi, dominasi warna putih, dan atap mansard khas bangunan-bangunan bergaya Perancis, bangunan hotel ini malah tampil tampak dibandingkan bangunan-bangunan tetangganya. Sebagian besar komentar sahabat-sahabat aku soal hotel ini malah berhubungan dengan bangunannya yang memang majestic. Sebetulnya, aku pernah nginap di hotel ini sebelumnya, di tahun 2016 aku masih ingat. Waktu itu, hotel ini baru buka. Jadi, dapat dibilang aku yakni salah satu tetamu pertama hotel. Sesudah bertahun-tahun, walhasil aku nginep lagi di sana.
Four Points by Sheraton Bandung yakni hotel bintang empat yang berada di Jl. Ir. H. Djuanda No. 46, Bandung. Buat yang sering kali main ke kawasan Dago, terlebih Dago bawah, pasti tahu lah hotel ini. Posisinya bersebelahan dengan Superindo Dago dan berseberangan dengan ACE/Informa Dago (eks-Dago Plaza). Seperti yang aku sebutkan sebelumnya, hotel ini tenar dengan bangunannya yang melambung berwarna putih, hampir ke arah “bulky” sesungguhnya. Dengan gaya arsitektur modern classic dan atap mansard, bangunan hotel ini telah cukup ikonik dan mencerminkan classiness-nya.
Dari jalan, bangunan utama hotel sesungguhnya tersembunyi di balik bangunan restoran. Jadi, sesungguhnya ada dua bangunan di kompleks ini. Tower utama berada di belakang bangunan restoran, dan atap bangunan restoran sendiri berfungsi sebagai zona kolam renang hotel. Waktu pertama kali menginap di sini, restoran tersebut belum buka, melainkan restoran hotel sih telah beroperasi. Nah, buat yang kebingungan, restoran yang ada di depan Four Points Bandung ini (Buttercup Boulangerie) beda manajemen dengan hotel. Ini berita aku dapat dari staf restoran ya. Aku sendiri udah beberapa kali makan di sana. Dahulu mereka punya menu pesto fettuccini yang sedap banget, melainkan sayangnya menu itu dihapus.
Dikabarkan dari Tripadvisor, ada 162 kamar yang tersedia di hotel ini. Di situs sah hotel, diceritakan 5 macam kamar (sesungguhnya 6 karena macam Classic ditawarkan sebagai dua pilihan: pilihan king dan twin bed). Oh, ya! Ketika menginap, aku berkesempatan ngobrol dengan Bu Emi selaku general manager Four Points Bandung. Dari beliau, aku belajar bahwa hotel ini terbukti mulanya diproyeksikan sebagai boutique hotel. Hmm… No wonder hotel ini mengusung desain yang memang nggak main-main. Waktu pertama kali menginap, aku menempati kamar Premium, satu tingkat di atas macam Classic. Nah, pas kunjungan terakhir aku di bulan Agustus, aku memesan kamar macam Classic. Soal fasilitas, ada restoran, fitness center, kolam renang, sky lounge, meeting room, ballroom, dan pool bar. Sayangnya, waktu aku menginap, pool bar-nya masih tutup. Melainkan, fasilitas-fasilitas lain telah beroperasi. Malahan, ada juga yang nikahan dan ngadain acara besar. Review lengkapnya aku sajikan di segmen berikutnya, ya!
Baca Juga : Guci Tegal | Berita Terupdate Fasilitas Hingga Energi Tarik
Desain Kamar
Semua macam kamar di Four Points by Sheraton Bandung mengusung warna putih sebagai warna dominannya. Dengan interior bergaya modern classic, pengaplikasian warna putih membuat kamar terasa lega dan elegan. Nah, macam kamar yang aku tempati yakni macam Classic King di lantai 11. Dikabarkan dari situs sah hotel, macam Classic memiliki luas 30 meter persegi. Nah, jika aku bandingkan, luas ini sesungguhnya nggak jauh beda dengan luas kamar macam Deluxe di Sheraton Bandung. Melainkan, kamar di Four Points Bandung terasa lebih luas, salah satunya karena dominasi warna putih di interior kamar, tidak adanya loveseat dan meja kopi, serta langit-langit yang lebih tinggi.